Rabu, 19 Januari 2011

CONTOH PENELAAHAN BUKU TEKS


TELAAH BUKU TEKS
“KOMPETEN BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA
UNTUK KELAS X SMA/MA”
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah telaah buku teks yang diampu oleh Aninditya S.Pd, M.Pd






Disusun oleh :




PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

  1. Judul buku : Kompeten Berbahasa Dan Bersastra Indonesia
Untuk Kelas X SMA/MA
  1. Penulis : S. Yulianto
Agus Setiyono
Parimin
  1. Penerbit : PT Widya Duta Grafika
  2. Kota dan Tahun terbit : Jakarta 2005
  3. Jumlah Bab : 18 Bab
  4. Susunan Perbab : Pelajaran 1 Kesusastraan
Pelajaran 2 Keselamatan Kerja
Pelajaran 3 Teknologi
Pelajaran 4 Pendidikan
Pelajaran 5 Pertanian
Pelajaran 6 Kebutuhan
Pelajaran 7 Lingkungan
Pelajaran 8 Kepahlawanan
Pelajaran 9 Sumber Daya Manusia
Pelajaran 10 Peristiwa
Pelajaran 11 Perindustrian
Pelajaran 12 Keindahan
Pelajaran 13 Pekerjaan
Pelajaran 14 Kesehatan
Pelajaran 15 Lingkungan
Pelajaran 16 Pertanian
Pelajaran 17 Teknologi
Pelajaran 18 Pendidikan
  1. Jumlah halaman : 309 halaman
  2. Jenjang kelas : X
  3. Sekolah : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Buku teks “Kompeten Berbahasa Dan Bersastra Indonesia Untuk Kelas X SMA/MA” ini akan ditelaah berdasarkan butir-butir pendekatan sebagai berikut.


  1. Memungkinkan pengembangan
Meskipun buku ini sudah di susun sesuai kurikulum pada kompetensi dasar, pengembangan buku ini masih perlu dilakukan. Terlebih lagi mengenai pengadaan materi yang ditulis alakadarnya dan terkesan singkat. Meskipun jika materi yang dipaparkan terlampau luas dapat membuat peserta didik bingung, namun adanya materi yang lengkap akan menunjang pembelajaran yang lebih maksimal.

  1. Memungkinkan siswa untuk belajar mandiri
Kemungkinan siswa untuk belajar mandiri dalam buku ini cukup luas. Karena di dalam buku Kompeten Berbahasa Dan Bersastra Indonesia Untuk Kelas X SMA/MA ini terdapat berbagai uji kompetensi yang disusun untuk mengembangkan kompetensi siswa secara mandiri. Selain itu, tugas-tugas mandiri dan evaluasi pembelajaran disetiap akhir pembahasan juga disusun untuk mengetahuai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.
Uji Kompetensi dan tugas-tugas dapat dengan cepat terlihat disetiap akhir pembahasan sebuah subbab. Sitiap subbab tersebut, telah memuat empat komponen berbahasa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Empat komponen itu ialah, komponen mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Misalnya dalam pelajaran 1, uji kompetensi dan tugas kemampuan berbahasa komponen mendengarkan dapat dilihat pada halaman 2 dan 3. Setiap akhir pembahasan sebuah komponen berbahasa akan selalu dijumpai tugas dan uji kompetensi untuk mengembangkan kemampuan siswa.
Selain itu disetiap akhir pembahasan sebuah bab, akan dijumpai evaluasi secara menyeluruh dari bab tersebut. Misalnya evaluasi untuk pelajaran 1, terdapat dalam halaman 16—18. Dalam evaluasi tersebut, memuat sepuluh soal pilihan ganda dan lima soal essay. Soal-soal tersebut memungkinkan sisiwa untuk belajar mandiri dan lebih memahami materi yang disampaikan.


  1. Memungkinkan pembelajaran multidimensi dan disiplin ilmu
Dalam buku ini, terlihat bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sangat dekat dengan disiplin ilmu lainnya. Mampu berkomunikasi dengan baik dan benar, merupakan salah satu tujuan akhir dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan berkomunikasi disini merupakan komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia pun tidak berhenti pada komponen mendengarkan saja, namun sampai pada komponen menulis. Karena pada hasil akhir pembelajaran ini, siswa juga diharapkan mampu menuliskan secara baik dan benar tulisan-tulisan kebahasaan (ilmiah atau non ilmiah) maupun sastra.
Selain mampu berkomunikasi secara lisan, siswa diharapkan mampu menghasilkan sebuah karya tulis. Karya berupa sastra maupun kebahasaan. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia ini, siswa diharapkan mampu menuliskan hal-hal dari disiplin ilmu lainnya sebagai bahan kajian. Dalam karya tulis kebahasaan, siswa dibekali untuk mampu menulis secara baik dan benar berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang baik.
Dalam buku ini pun juga ditunjukkan berbagai ilmu pengetahuan lain yang mendukung pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam buku ini, sangat terlihat bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sangat dekat dengan disiplin ilmu lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai pembahasan yang disajikan disetiap bab. Pembahasan atau bacaan utama dalam buku ini menghubungkan antara kemampuan berbahasa dengan berbagai bidang ilmu lainnya. Misalnya pada pelajaran 3 halaman 32—26 bahan kajiannya adalah bidang teknologi.
Selain itu, banyak ilmu lainnya yang digunakan dalam buku ini, misalnya bidang ilmu pertanian pada pelajaran 5, perindustrian pada pelajaran 11. Bahkan pada pelajaran 14 juga dipaparkan sedikit mengenai bidang ilmu kesehatan, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat berkaitan dengan bidang ilmu yang lainnya.


  1. Bias, ras, kelas, dan Genre
Dalam buku teks Kompeten Berbahasa Dan Baersastra Indonesia Untuk Kelas X SMA/MA ini, lebih mengedepaankan pengetahuan umum yang ilmiah. Tidak terdapat bias, ras, kelas dan Genre yang biasanya digunakan terdapat dalam buku teks yang diterbitkan sebelumnya. Karena buku teks ini sudah disusun berdasarkan kompetensi dan kurikulum saat ini yaitu kurikulum KTSP.
Contoh bias, ras, kelas dan genre yang biasanya terdapat di buku teks sebelumnya adalah Ibu pergi ke pasar dan Ayah pergi ke kantor. Karena pada saat ini contoh tersebut sudah tidak sesuai dengan keadaan, sekarang ini, tidak selamanya Ibu pergi ke pasar dan hanya Ayah yang pergi ke kantor. Tetapi sebaliknya Ibu juga dapat pergi ke kantor dan Ayah juga dapat pergi ke pasar.

  1. Memungkinkan interaksi antar siswa
Penyusunan buku ini dirancang untuk membuat pembelajaran aktif. Sehingga dalam buku teks ini terdapat beragam instrumen yang memungkinkan para siswa untuk saling berinteraksi antara siswa yang satu dengan yang lain. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya perintah untuk membentuk kelompok, bekerja sama dan berdiskusi.
Misalnya kemampuan berbahasa dalam pelajaran 9 mengenai sumber daya manusia. Pada komponen berbicara dengan kompetensi dasar menyampaikan secara lisan pengalaman orang lain yang lucu, menyenangkan, dan mengharukan ini, siswa dituntut untuk dapat menyampaikan cerita secara lisan terhadap teman yang yang lain. Melalui tugas 9.3 pada halaman 122 siswa diminta untuk berkelompok dengan instrument sebagai berikut.
  1. Bagilah kelas anda menjadi dua kelompok!
  2. Satu kelompok menyiapkan cerita lucu sedangkan kelompok lain menyiapkan cerita haru!
  3. Cerita tersebut berdasarkan pengalaman orang lain atau yang diperoleh dari sumber lain!
  4. Sampaikan cerita itu secara lisan di depan kelas secara bergantian antara cerita lucu dan haru.
Dan masih banyak lagi perintah untuk membentuk kelompok yang dapat memungkinkan siswa untuk saling berinteraksi.

  1. Memungkinkan pembelajaran praktis
Selain memungkinkan interaksi antar siswa, dalam buku ini juga banyak tugas-tugas yang memungkinkan pembelajaran praktis. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk maju kedepan kelas secara individu untuk presentasi atau unjuk kerja secara mandiri. Melalui tugas-tugas tersebut, rasa percaya diri pada siswa dan kemampuan siswa dalam memahami materi benar-benar diuji.
Dalam buku ini, terdapat berbagai tugas yang menuntut kemandirian dan rasa percaya diri siswa untuk berpendapat didepan kelas. Misalnya kemampuan bersastra dalam pelajaran 4 mengenai pendidikan. Pada komponen membaca dengan sub judul mengungkapkan dalam bentuk synopsis dari naskah karya sastra melayu klasik ke dalam beberapa paragraf ini, siswa dituntut untuk dapat menyampaikan cerita secara lisan terhadap teman yang yang lain di depan kelas. Melalui tugas 4.10 pada halaman 55 siswa diminta untuk belajar secara mandiri dengan instrument sebagai berikut.
  1. Carilah sebuah cerita melayu klasik atau cerita rakyat di perpustakaan! Bacalah dengan cermat!
  2. Susunlah Sinopsisnya!
  3. Bacalah di depan kelas untuk menambah perbendaharaan cerita! Setelah itu, kumpulkan dan jilid untuk inventaris perpustakaan!
Selain itu, masih banyak lagi tugas-tugas yang dapat memungkinkan pembelajaran aktif secara individu untuk menunjang pembelajaran di kelas X SMA ini.

  1. Kelebihan buku
Kelebihan-kelebihan yang harus terus dipertahankan dalam buku ini ada beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Pemilihan warna merah jambu yang terlihat menarik pada buku ini membuat siswa menjadi lebih bersemangat untuk membacanya. Ditambah lagi, ada beberapa bab dan sub bab dalam buku ini yang menggunakan dua warna, yaitu warna biru dan hita. Hal itu dibuat berbeda dengan bab atau sub bab lain yang hanya menggunakan satu warna yaitu hitam.
  2. Disetiap awal pelajaran dalam buku ini, ada materi-materi yang disajikan dengan pemanfaatan berbagai bacaan atau materi yang diambil dari berbagai ilmu pengetahuan yang lain. Materi dasarnya disusun berdasarkan ilmu pengetahuan lainnya, seperti pertanian, teknologi, kepahlawanan dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat menghilangkan kejenuhan siswa dalam membaca buku teks ini.
  3. Penyusunan buku teks ini mencakup 4 aspek ketrampilan berbahasa dan bersastra yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut disajikan secara terpadu dalam setiap pelajaran.
  4. Dalam buku ini juga menekankan pada penguasaan ketrampilan berbahasa dan bersastra. Karena buku ini lenih banyak mengajak siswa melakukan berbagai kegiatan kreatif dalam berbahasa dan bersastra. Semua kegiatan kreatif tersebut dirancang secara variatif dan menarik.
  5. Adanya berbagai tugas mandiri, tugas kelompok dan uji kompetensi disetiap celah-celah pembahasan dalam sub bab-sub bab tertentu juga dapat dijadikan pedoman guru dan siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi.
  6. Selain tugas disetiap celah pembahasan dalam sub bab, disetiap akhir bab juga disajikan sebuah evaluasi berupa soal latihan yang harus dikerjakan siswa. Soal evaluasi tersebut berupa soal pilihan ganda dan soal essay. Melalui soal-soal evaluasi ini, guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.


  1. Kelemahan Buku
Selain adanya kelebihan-kelebihan dalam buku ini yang harus tetap dipertahankan, ada beberapa hal dalam buku ini yang harus perlu diperbaiki.
  1. Materi pendukung disetiap subbab dalam buku ini terlalu ringkas. Hal tersebut dapat menimbulkan kurangnya pemahaman siswa dalam memahami materi lebih dalam. Meskipun pemberian materi yang terlalu banyak juga akan akan dapat membuat siswa bingung namun jika materi yang diberikan terlalu ringkas, juga akan membuat siswa kesulitan untuk lebih memahami materi.
  2. Meskipun cakupan dalam buku ini adalah kebahasaan dan kesastraan, namun porsi pembelajaran yang diberikan terlihat tidak seimbang. Dalam buku ini materi kebahasaan terlihat lebih dominan jika dibandingkan dengan materi kesastaan. Dengan adanya hal tersebut, pembelajaran kesastraan terkesan lebih dikesampingkan dan lebih mengutamakan pembelajaran kebahasaan.
  1. Kesimpulan
Buku teks “Kompeten Berbahasa Dan Bersastra Untuk Kelas X SMA/MA” ini disusun oleh S. Yulianto, Agus Setiyono dan Parimin. Buku yang diterbitkan oleh PT Widya Duta Grafika ini terbit di kota Jakarta pada tahun 2005. Buku yang tersusun atas 18 bab ini terdapat berbagai uji kompetensi yang disusun untuk mengembangkan kompetensi siswa secara mandiri. Selain itu, tugas-tugas mandiri dan evaluasi pembelajaran disetiap akhir pembahasan juga disusun untuk mengetahuai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.
Dalam buku ini, sangat terlihat bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sangat dekat dengan disiplin ilmu lainnya. Karena pada hasil akhir pembelajaran ini, siswa juga diharapkan mampu menuliskan secara baik dan benar tulisan-tulisan kebahasaan (ilmiah atau non ilmiah) maupun sastra. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia ini, siswa diharapkan mampu menuliskan hal-hal dari disiplin ilmu lainnya sebagai bahan kajian. Dalam karya tulis kebahasaan, siswa dibekali untuk mampu menulis secara baik dan benar berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang baik.
Penyusunan buku ini dirancang untuk membuat pembelajaran aktif. Sehingga dalam buku teks ini terdapat beragam instrumen yang memungkinkan para siswa untuk saling berinteraksi antara siswa yang satu dengan yang lain. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya perintah untuk membentuk kelompok, bekerja sama dan berdiskusi.
Selain memungkinkan interaksi antar siswa, dalam buku ini juga banyak tugas-tugas yang memungkinkan pembelajaran praktis. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk maju kedepan kelas secara individu untuk presentasi atau unjuk kerja secara mandiri. Melalui tugas-tugas tersebut, rasa percaya diri pada siswa dan kemampuan siswa dalam memahami materi benar-benar diuji.

  1. Rekomendasi
Dalam penyusunan buku teks, sebaiknya materi yang disajikan lebih memadai dan mampu menunjang pengembangan belajar siswa. Sehingga siswa akan lebih memahami materi yang disampaikan. Namun penyajian materi juga haruslah tetap mempertimbangkan keaktifan siswa dalam belajar untuk mencari dan menemukan. Karena hal itu akan menunjang kemandirian siswa yang dituntut dalam kurikulum saat ini.

STRATEGI PENGAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI


METODE INKUIRI


Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampu: Tri wahyono, S.Pd





Disusun Oleh:





PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DANM ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA



2010
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri ini siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri. Para ahli pendidikan dan juga para pengajar cenderung menggunakan istilah pendekatan inkuiri. Dalam kegiatan belajar mengajar mengutamakan kegiatan pembelajar dengan menggunakan proses mental. Tujuan berikutnya ialah pembelajar akan menemukan konsep dan prinsip. Konsep dan prinsip itu ditentukan sebagai hasil atau akibat adanya pengalaman belajar yang telah diatur secara seksama oleh pengajar.
Pendekatan inkuiri yang digunakan dalam kegiatan belajajar mengajar, struktur peristiwa belajar bersifat terbuka. Kemungkinan lain peserta didik “dilepas” atau diberi kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil belajar melalui proses-proses:
  1. Asimilasi yaitu memasuldkan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif yang telah ada pada pembelajar.
  2. Akomodasi yaitu mengadakan perubahan-perubahan dengan pengertian penyesuaian alam struktur kognitif sehingga sesuai dengan gejala (fenomena) baru yang diamati.
Menurut J. Richard Suchman, tentang hakikat proses inkuiri model teori inkuiri dan komponen-komponen penting untuk inkuiri yang efektif, menjelaskan bahwa proses inkuiri terutama ditujukan kepada kreativitas. Suchman tertarik pada kata “pengertian” dan bagaimana pengertian itu terbentuk pada diri pembelajar. Dengan kata lain, bagaimana pembelajar mengadakan respon (reaksi) kalau datang stimulus (rangsang) pada persepsinya. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan inkuiri secara mantap yang dibutuhkan pengajar yang mampu berperan, karena aktivitas banyak terjadi pada diri peserta didik. Dengan demikian penguasaan metode pembelajaran inkuiri sangat lah penting bagi seorang pengajar.

  1. Tujuan
Tujuan pembelajaran Inkuiri yang diajukan Suchman merupakan pemikiran yang mantap yang implikasinya dapat untuk memperbaiki pendidikan pengajar dan untuk peningkatan peristiwa kegiatan belajar mengajar. Seorang pengajar hendaknya dapat mengembangkan proses inkuiri dengan memusatkan pada masalah-masalah yang perlu dipecahkan oleh peserta didik. Orientasi guru ialah “memandang” peserta didik sebagai individu yang memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Pengajar selalu mengutamakan pertumbuhan dan peningkatan kognitif dan perkembangan kreativitas peserta didik. Mengajar bertujuan mengembangkan bakat-bakat dan membantu peserta didik mengembangkan konsep dirinya.
Adapun tujuan dari metode inkuiri adalah sebagai berikut:
  1. meningkatkan keterlibatan peserta didikdalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
  2. mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya
  3. melatih peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan asebagai sumber belajar yang tidakada habisnya
  4. memberi pengalaman belajar seumur hidup
  5. meningkatkabn ketrlibatan peserta didikdalam menemukan dan memrosesbahan pelajarannya
  6. mengurangi ketergantungna peserta didik padaguru untuk mendaopatkan pengalaman belajarnya
  7. melatih peserta didik menggali dan memanfaaatkan liongkunean sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya
  8. memberi pengalaman belajar seumur hidup

  1. Manfaat
Manfaat dari penggunaan metode pembelajaran inkuiri dapat dilihat sebagai berikut.
  1. Pengajaran berpusat pada diri pembelajar
Salah satu prinsip psikologi belajar menyatakan bahwa makin besar dan makin sering keterlibatan pembelajar dalam kegiatan makin besar baginya untuk mengalami proses belajar. Dalam proses belajar inkuiri, pembelajar tidak hanya belajar konsep dan prinsip, tetapi juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri, pengendalian diri, tanggung jawab dan komunikasi sosial secara terpadu.
  1. Pengajaran inkuiri dapat membentuk self concept (konsep diri), sehingga terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, lebih kreatif, berkeinginan untuk selalu mengambil kesempatan yang ada dan pada umumnya memiliki mental yang sehat.
  2. Tingkat pengharapan bertambah, yaitu ada kepercayaan diri serta ide tertentu bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan caranya sendiri.
  3. Pengembangan bakat dan kecakapan individu, Lebih banyak kebebasan dalam proses belajar mengajar berarti makin besar kemungkinannya untuk mengembangkan kecakapan, kemampuan dan bakat-bakatnya.
  4. Dapat memberi waktu kepada pembelajar unuk mengashnilasi dan mengakomodasi informasi. Belajar yang sesungguhnya yaitu jika pembelajar bereaksi dan bertindak terhadap informasi melalui proses mental.
  5. Dapat menghindarkan pembelajar dari cara-cara belajar tradisional yang bersifat.




BAB II
LANDASAN TEORI

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2000: 114) metode adalah cara–cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Metode adalah cara yang digunakan guru untuk mengajar dengan berbagai aktifitas supaya tercipta kegiatan belajar yang kondusif dan menyenangkan dan siswa mendapatkan pemahaan dengan jelas.
Metode Inkuiri menurut Sumantri M. Dan Johar Permana (2000:142) adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode Inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena Metode Inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemua suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru. Jadi Metode Inkuiri adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan cara siswa mencari dan menemukan konsep dengan atau bantuan dari guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan suatu lingkungan yang terkondisi dan memadai untuk dapat mewujutkan suatu kegiatan yang kondusif. Beberapa kondisi yang diperlukan untuk proses belajar inkuiri misalnya sebagai berikut.
  1. Kondisi yang fleksibel, bebas, terbuka untuk berinteraksi.
  2. Kondisi lingkungan yang responsif.
  3. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian.
  4. Kondisi yang bebas dan tekanan.
Hal- hal tersebut perlu diperhatikan oleh setiap pengajar untuk dapat menggunakan metode pembelajaran inkuiri yang baik. Setiap metode pembelajara pastinya mempunyai suatu kelebihan dan kelemahan. Menurut Mulyani Sum,antri dan Johar Permana (2000:143) kelebihan metode pemebelajaran inkuiri adalah sebagai berikut.
  1. Sisawa ikut berpartisispasi secaraaktif didalam kegiatan belajarnya, sebab metode inkuiri menekankan poad proses pengolahan infpormasi pada peserta didik
  2. Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep dan rumuis, sebab siswa mewngakanmi sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumustersaebuyt.
  3. Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulakan semangat ingintahu para siswa.
  4. Dengan menemukan sendiri siswa merasa sanbgat puas dengasn demikian kepuasa mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi.
  5. Guru tetap memiliki kontak pribadi.
  6. Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangan sulit dilupkan.
Ada beberapa hal yang memang harus diperhatikan ketika akan menggunakan metode Inkuiri ini. Selain memeiliki keunggulan, namun kelemahan juga banyak. Persiapan dan antisipasi pelaksanaan harus benar-benar direncanakan dengan matang. Kelemahan Metode Inkuiri menurut Fat Hurrahman (2008) adalah:
  1. persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang cukup lama.
  2. metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan.
  3. sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.
Melihat pentingnya metode pembelajaran inkuiri yang mampu untuk mengaktifkan peserta didiknya, maka peran guru sangat penting di dalamnya. Peran guru dalam metode pembelajaran inkuiri bukan sebagai narasumber, melainkan sebagai fasilitator. Peranan Pengajar dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan Inkuiri adalah,
  1. pengajar mampu menstimulasi (memberi rangsangan dan menentang pembelajar untuk berpikir).
  2. Pengajar mampu memberi dukungan untuk inkuiri.
  3. Pengajar mampu memberikan fleksibilitas (kesempatan dan keluwesan serta kebersamaan untuk berpendapat, berinisiatif atau berprakarsa) dan bertindak.
  4. Pengajar mampu mendiagnosis kesulitan-kesuhtan pembelajar dan membantu mengatasinya.
  5. Pengajar mampu mengidentifikasi dan menggunakan kemampuan mengajar serta waktu mengajar dengan sebaik-baiknya.














BAB III
PENERAPAN PEMBELAJARAN


Metode pembelajaran inkuiri dapat deterapkan dalam beberapa Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya:
Standar Kompetensi : Menulis
8. Mengekspresikan pikiran perasaan dan pengalaman melalui pantun dan dongeng.
Kompetensi Dasar : 8.1 menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun.

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
  1. Kegiatan Awal
  1. Siswa berkelompok.
  2. Siswa diperlihatkan video pantun berbalas di ruang multimedia.
  3. Siswa memperhatikan berbagai pantun dalam video.

  1. Kegiatan Inti
  1. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk menentukan syarat-syarat pantun.
  2. Siswa menulis pantun yang sesuai dengan syarat-syarat pantun.
  3. Perwakilan dari kelompok siswa, membacakan pantunnya di depan kelas.
  4. Siswa yang lain memperhatikan pembacaan pantun untuk menentukan kesesuaian. antara pantun yang dibaca dengan syarat-syarat pantun yang telah ditemukan.

  1. Kegiatan Akhir
Siswa dan guru melakukan refleksi
BAB IV
HASIL PEMBELAJARAN

Hasil akhir dari pemebelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri ialah hasil pembelajaran yang maksimal. Hasil akhir dari proses pembelajar dengan metode pembelajaran inkuiri ini diharapkan suswa mampu melakukan hal-hal sebagai berikut. siswa dapat,
  1. Bertanya, artinya tidak semata-mata mendengarkan dan menghafal.
  2. Bertindak, artinya tidak semata-mata melihat dan mendengarkan.
  3. Mencari, artinya tidak semata-mata mendapatkan.
  4. Menemukan problem, artinya tidak semata-mata mempelajari fakta-fakta.
  5. Menganalisis, artinya tidak semata-mata mengamati.
  6. Membuat sintesis, artinya tidak semata-mata membuktikan
  7. Berpikir artinya tidak semata-mata melamun atau membayangknn.
  8. Menghasilkan atau memprodusir. artinya tidak semata-mata menggunakan.
  9. Menyusun, artinya tidak semata-mata mengumpulkan.
  10. Menciptakan, artinya tidak semata-mata memproduksi kembaii.
  11. Menerapkan. artinya tidak semata-mata mengingat-ingat.
  12. Mengekspresimenkan, artinya tidak semata-mata membenarkan,
  13. Mengkritik, artinya tidak semata-mata menerima
  14. Merancang, artinya tidak semata-mata beraksi.
  15. Mengevaiuasi, artinya tidak semata-mata mengulangi.





BAB V
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Metode Inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena Metode Inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemua suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru.
Menurut Mulyani Sum,antri dan Johar Permana (2000:143) kelebihan metode pemebelajaran inkuiri adalah sebagai berikut.
  1. Sisawa ikut berpartisispasi secaraaktif didalam kegiatan belajarnya, sebab metode inkuiri menekankan poad proses pengolahan infpormasi pada peserta didik
  2. Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep dan rumuis, sebab siswa mewngakanmi sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumustersaebuyt.
  3. Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulakan semangat ingintahu para siswa.
  4. Dengan menemukan sendiri siswa merasa sanbgat puas dengasn demikian kepuasa mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi.
  5. Guru tetap memiliki kontak pribadi.
  6. Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangan sulit dilupkan.


Kelemahan Metode Inkuiri menurut Fat Hurrahman (2008) adalah:
  1. persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang cukup lama.
  2. metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan.
  3. sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.
  1. Saran
Tujuan dari metode pembelajaran inkuiri adalah memperbaiki pendidikan pengajar dan untuk peningkatan peristiwa kegiatan belajar mengajar. Seorang pengajar hendaknya dapat mengembangkan proses inkuiri dengan memusatkan pada masalah-masalah yang perlu dipecahkan oleh peserta didik. Orientasi guru ialah “memandang” peserta didik sebagai individu yang memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Pengajar selalu mengutamakan pertumbuhan dan peningkatan kognitif dan perkembangan kreativitas peserta didik. Mengajar bertujuan mengembangkan bakat-bakat dan membantu peserta didik mengembangkan konsep dirinya.
Sebagi seorang pengajar yang provisional seorang guru haruslah mampu membangkitkan peserta didik untuk dapat berfikir kritis, mandiri dan ilmiah. Sehingga, peserta didik mempu menggali sendiri hal-hal yang belum ia mengeti. Kemudian dia mendapatkan pengalaman empiris dari proses belajarnya. Akhirnya peserta didik akan mampu dan akan lebih terbiasa untuk memecahkan permasalahannya sendiri. Berarti, fungsi guru sebagai fasilitator dalam kelas, telah terlaksana dengan baik.











DAFTAR PUSTAKA


Agus.2010.”Pendekatan Inquiri Dalam Mengajar”, (http://agus.blogchandra.com/ pendekatan-inquiri- dalam-mengajar/, diakses tanggal 13 Oktober 2010).

Mazrawul84.2010.”Pengertian Metode Inkuiri dan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Sekolah”, (http://mazrawul84.wordpress.com/2010/04/19/ pengertian-metode-inkuiri-dan-metode-demonstrasi-dalam-pembelajaran-sekolah/, diakses tanggal 13 Oktober 2010).




Sufanti, Main. 2010. Pedagogi Khusus Bidang Studi Bahasa dan Sastra. Surakarta : Badan Penerbit FKIP-UMS.

CONTOH SKRIPSI SASTRA DI TINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI SASTRA

ASPEK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN PROTES KARYA PUTU
WIJAYA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Menempuh Derajad S-1
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
]
Diajukan oleh :
TRI SAKTI MURTI ASTUTI
A310060096
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wujud karya sastra mempunyai dua aspek penting, yaitu isi dan
bentuk. Isinya adalah tentang pengalaman hidup manusia, sedangkan
bentuknya adalah segi-segi yang menyangkut cara penilaian yaitu cara
sastrawan memanfaatkan bahasa yang indah untuk mewadahi isinya (Semi,
1988: 8). Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan
Warren, 1990: 3).
Menurut Pradopo (2003: 113) karya sastra dicipta oleh pengarang ia tidak
terlepas dari masyarakat dan budayanya . Seringkali sastrawan menonjo lkan
kekayaan budaya masyarakat, suku bangsa, atau bangsanya. Hal ini tampak
lebih dalam karya sastra Indonesia sejak tahun 1970, meskipun sebelumnya
latar sosial budaya ini juga tampak (tentu saja) dalam karya sastra Indonesia.
Menurut Pradopo (2007: 62) dalam menilai karya sastra haruslah
diketahui norma -norma karya sastra. Oleh sebab itu, tak dapatlah kita
meninggalkan pekerjaan mengurai atau menganalisis karya sastra.
Ratna (2004: 60) menyatakan bahwa pada dasarnya antara sastra
dengan masyarakat terdapat hubungan yang hakiki. Hubungan-hubungan yang
dimaksud disebabkan oleh (a) karya sastra oleh pengarang, (b) pengarang itu
sendiri adalah anggota masyarakat, (c) pengarang memanfaatkan kekayaan
1
2
yang ada dalam masyarakat dan, (d) hasil karya itu dapat dimanfaatkan
kembali oleh masyarakat.
Banyak karya sastra dihasilkan melalui tangan-tangan sastrawan yang
berbakat, yaitu puisi, novel, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Cerpen
merupakan bagian dari karya sastra yang banyak sekali mengandung makna-
makna kehidupan tergantung tema apa yang diangkat.
Menurut Ari (2006) cerita pendek cenderung kurang kompleks
dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian
pada satu kejadian, mempunyai satu plot, latar yang tunggal, jumlah tokoh
yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat. Dalam bentuk-bentuk
fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur -unsur inti
tertentu dari struktur dramatis , yaitu eksposisi (pengantar latar, situasi dan
tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperken
alkan
konflik dan tokoh utama), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang
memperkenalkan konflik), aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan
bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah), klimaks
(titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang
mengandung aksi terbanyak atau terpenting), penyelesa pan (bagian cerita di
mana konflik dipecahkan), dan moralnya (http:id.Wikipedia.org,diakses
tanggal 16 Februari 2010).
Melakukan analisis karya sastra khususnya cerpen tidaklah mudah.
Karena banyaknya cerpen yang bermutu tinggi yang dihasilkan. Selain
menggunakan gaya bahasa yang sulit dimengerti juga maknanya ditujukan
3
terhadap suatu masalah yang terjadi di lingkungan sekitar. Masalah tersebut
bisa berupa masalah yang menyangkut politik, ekonomi, hukum, dan
sebagainya.
Salah satu cerpen yang bermutu tinggi adalah cerpen-cerpen karya
Putu Wijaya. Isinya banyak menceritakan persoalan yang terjadi di
masyarakat khususnya masyarakat miskin . Tentu saja pengarang menulis
karya sastra mempunyai tujuan yang akan disampaikan. Nilai-nilai yang
terkandung dalam karya sastra beraneka ragam, misalnya nilai moral, sosial,
agama, politik, ekonomi, dan budaya. Dalam kumpulan cerpen Protes karya
Putu Wijaya terkandung nilai sosial karena sebagian besar cerpennya memuat
kritik yang ditujukan terhadap ketimpangan sosial yang terjadi dalam
masyarakat. Ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat akibat kesejahteraan
yang tidak merata, ada yang berlebih dan ada pula yang kekurangan.
Putu Wijaya dalam karyanya mencoba mengungkap ketimpangan
-
ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Ketimpangan tersebut dapat
berupa kemiskinan, Perilaku sewenang-wenang penguasa, dan kesenjangan
sosial Kemiskinan merupakan hal yang paling penting untuk dibahas karena
.
termasuk aspek sosial yang paling banyak terjadi. Kekuasaan merupakan
media untuk menyejahterak rakyat, tetapi sekarang banyak penguasa yang
an
menyalahgunakan tujuan utama tersebut menjadi sarana untuk menindas
rakyat. Akibat dari kemiskinan dan perilaku otoriter penguasa dapat
menyebabkan kesenjangan sosial antara rakyat dan pemimpinnya.

CONTOH MEMBUAT KRITIKAN DRAMA


RESENSI TEATER
BEOKU, BURUNGKU, CINTAKU
DALAM ”MALAM JAHANAM”

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengkajian Drama
Dosen Pengampu: Dr. Al Imron Al-Ma’ruf, M. Hum













Disusun Oleh:

Ahmad Safi’i
A 310 080 079





PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011

BEOKU, BURUNGKU, CINTAKU
  1. Pendahuluan
  1. Judul Lakon : Malam Jahanam
  2. Sutradara : Deddy Deden
  3. Pemain
  1. Darmawan sebagai Mat Kontan
  2. Fajar sebagai Soleman
  3. Ulya sebagai Paijah
  4. Aris sebagai Utai
  5. Wahyu sebagai Pak Pijat
  1. Teater : Wejang
  2. Pelaksanaan
  1. Tempat : Taman Budaya Jawa Tengah
  2. Hari : Senin
  3. Tanggal : 20 Desember 2010






  1. Sinopsis
BEOKU, BURUNGKU, CINTAKU
Paijah yang setiap malam selalu ditinggal entah kemana perginya suaminya yang bernama Mat Kontan. Paijah etiap malam hanya ditemani oleh seorang yang mempuyai keterbelakangan mental yaitu bernama Utai. Utai setiap malam selalu mendatangi rumah paijah. Meskipun kedatangan Utai mendapat perlakuan yang tidak enak dari Paijah.
Pada malam itu Paijah mengungkapkan apa yang dia rasakan dalam bahtera rumah tangganya itu kepada Soleman. Paijah bercerita perihal masalah yang dialaminya yang tidak merasakan kebahagian dalam membina bahtera keluarga bersama Mat Kontan. Soleman empati mengenai kesedihan yang menyelimuti jiwa Paijah.
Mat Kontan setiap pulang ke rumah tidak pernah mengurusi anak dan istrinya. Dia hanya mementingkan kesenangannya pribadi tidak ingin mengerti perasaan yang diderita istrinya. Mat Kontan lebih mementingkan hewan peliharaannya daripada nasib keluarganya. Mat Kontan pun sering bemain judi dan melalaikan tanggung jawabnya untuk menafkahi keluarganya. Paijah sangat gelisah dan sedih melihat tingkah laku suaminya yang tidak mau peduli akan keluarganya. Mat Kontan tidak memperdulikan nasib anaknya mekipun anaknya sedang sakit. Dia malah mementingkan nasib burung – burung peliharaannya itu. Setelah Soleman pulang menangkap ikan di alut dia menyindir Mat Kontan dengan kata – kata yang sangat tak enak didengar telinga. Namun Mat Kontan tidak terpengaruh sama sekali oleh sindiran Soleman. Mat kontan benar-benar merasa bangga dengan kelahiran anak tersebut. Selain terlihat tampan, anak itu begitu terlihat sempurna. Sehingga Mat Kontan pun juga senantiasa bangga dan besar kepala. Karena ia merasa bahwa ketampanan anaknya itu mirip dengan dirinya. Tapi Mat Kontan tidak mengetahui bahwa anak yang ia bangga-bangga kan selama ini bukan anak kandungnya. Meskipun Mat Kontan selalu membangga-banggakan anak dan istrinya di depan teman-temannya, namun dia tidak pernah memberikan nafkah batin terhadap mereka.
Paijah adalah sosok gadis cantik yang selalu dibangga-banggakan oleh suaminya didepan teman-teman suaminya. Di luar rumah, Paijah selalu dibangga-banggakan oleh suaminya, namun di rumah ia tidak pendapatkan perhatian lebih dari suaminya. Dia selalu merasa kesepian. Dirinya selalu digantikan oleh burung-burung peliharaan suaminya. Karena suaminya lebih memperhatikan burung-burung peliharaannya dari pada memperhatikan dia, istrinya yang selalu dibangga-banggakan kecantikannya jika di luar rumah.
Semakin lama, batinnya semakin tersiksa. Karena dia tidak diperhatikan, dia merasa tidak dianggap sebagai seorang istri. Hingga pada suatu hari, Paijah mendapatkan perhatian lebih dari tetangganya bernama Soleman. Laki-laki yang belum beristrikan ini, selalu memperhatikan Paijah dan menemani Paijah ketika suaminya Si Mat Kontan pergi meninggalkan dia untuk mencari burung untuk ia pelihara. Sejak saat itu, hubungan Paijah dengan Soleman menjadi hubungan yang lebih dari sekedar tetangga.
Kedekatan hubungan Paijah dengan Soleman tidak diketahui olah Mat Kontan. Saat Paijah mengandung buah dari hubungan gelapnya dengan Soleman pun Mat Kontan tidak menaruh rasa curiga sama sekali. Hingga anak itu lahir, Mat Komtan tidak menyadari bahwa anak yang dilahirkan oleh istrinya itu, bukan anak kandungnya. Semua itu terjadi karena Mat Kontan benar-benar tidak pernah memperhatikan istrinya.
Mat Kontan selalu sibuk dengan dirinya sendiri. Kebiasaannya memelihara burung benar-benar mengalihkan perhatiannya. Burung-burung peliharaannya terus menyita perhatiannya hingga ia melupakan istrinya dan tidak menyadari bahwa istri yang ia bangga-banggakan itu telah berselingkuh dibelakangnya dengan tetangganya sendiri. Bahkan setelah anak yang dikandung istrinya itu lahir, Mat Kontan juga sering membangga-banggakan anak yang bukan anak kandungnya itu di depan teman-temannya.
Mat kontan benar-benar merasa bangga dengan kelahiran anak tersebut. Selain terlihat tampan, anak itu begitu terlihat sempurna. Sehingga Mat Kontan pun juga senantiasa bangga dan besar kepala. Karena ia merasa bahwa ketampanan anaknya itu mirip dengan dirinya. Tapi Mat Kontan tidak mengetahui bahwa anak yang ia bangga-bangga kan selama ini bukan anak kandungnya. Meskipun Mat Kontan selalu membangga-banggakan anak dan istrinya di depan teman-temannya, namun dia tidak pernah memberikan nafkah batin terhadap mereka.
Bahkan ketika anaknya sakit, Mat Kontan terkesan acuh terhadap keadaan anatnya tersebut. Dilain pihak. Justru Soleman yang lebih memperhatikan keadaan Paijah dan anaknya. Soleman benar-benar mengkhawatirkan keadaan anak hasil dari perselingkuhannya itu dengan Paijah. Saat Mat Kontan baru pulang dari menangkap burung pun, ia tidak langsung memperhatikan, menanyakan atau pun memeriksakan keadaan anak nya yang sedang sakit itu. Ia hanya memperhatikan burung-burung peliharaannya saja. Mat Kontan hanya suka memperhatikan burung-burung peliharaannya. Ada seekor burung yang benar-benar mampu mengalihkan perhatian Mat Kontan terhadap anak dan istrinya itu. Burung itu adalah Si Beo. Si Beo merupakan burung cerdas kebanggaan dari mat kontan. Ia mampu menirukan suara-suara dan kata-kata dari majikannya. Karena kepintaran birung itulah, Mat Kontan sangat menyayanginya lebih dari anak dan istrinya.
Hingga pada suatu hari, kepandaian bicara burung beo itu membuat Soleman dan Paijah meradang. Burung itu selalu menirukan perkataan yang diucapkan oleh Paijah ketika ia sedang berdua bersama Soleman. Karena Soleman merasa takut dan hawatir bahwa perselingkuhannya diketahui oleh Mat Kontan atas ‘pengaduan’ dari beo tersebut, Soleman pun membunuh burung beo itu dan membuangnya di dekat sumur. Bangkai burung yang telah gigit seekor anjing itu lantas di pergoki oleh Utai. Sesosok laki-laki yang memiliki keterbelakangan mental.
Pada awalnya, karena terlalu sibuk dengan kegemarannya mencari burung dan bermain kartu bersama teman-temannya, Mat kontan tidak menyadari bahwa burung kesayangannya telah tidak ada. Ia sangat terkejut setelah mendapati kandang beo itu kosong. Karena ia sangat panik, ia pergi ke ahli nujum untuk menanyakan kemana kepergian burung kesayanggannya itu. Tanpa memikirkan anaknya yang sedang sakit, Mat Kontan justru khawatir dengan keadaan beonya dan tanpa berpikir panjang, ia langsung bergegas pergi menemui ahli nujum tersebut.
Seperginya Mat Kontan dari rumah menemui ahli nujum itu, Paijah lantas menemui Soleman. Awalnya Paijah hanya ingin menceritakan kecemburuannya terhadap perbuatan suaminya yang lebih mementingkan burung peliharaannya dari pada anaknya yang sedang sakit. Namun perasaan Paijah berubah menjadi panik setelah mengetahui bahwa burung itu dibunuh oleh kekasih gelapnya sendiri. Paijah khawatir kalau hubungan perselingkuhan mereka diketahui oleh suaminya setelah suaminya datang dari rumah ahli nujum itu. Paijah takut kalau rahasia mereka terbongkar. Seketika itu juga, Soleman menenangkan hati Paijah. Ia meyakinkan Paijah bahwa dirinya akan menghadapi semua resikonya. Apapun yang terjadi, Soleman akan tetap berada dipihak Paijah dan selalu membelanya.
Tidak beberapa lama, Mat Kontan pun pulang. Dengan hari gusar Paijah menyambutnya. Namun ternyata, ahli nujum yang didatangi oleh suaminya itu telah meninggal beberapa hari yang lalu. Namun kegusaran Paijah tidak lantas sirna melainkan semakin menjadi ketika melihat suaminya marah besar terhadap dirinya karena tidak bertanggung jawab atas hilangnya beo tersebut. Kemarahan Mat Kontan semakin menjadi-jadi ketika ia mendengar Utai mengatakan bahwa leher burung beo tersebut berdarah-darah digifit anjing.
Akhirnya karena melihat Soleman yang hanya bisa diam karena takut, tidak mau mengakui hal yang sebenarnya, Paijah justru menutupi kebohongan Soleman dengan mengaku pada Mat Kontan bahwa dial ah yang telah membunuh boe tersebut. Paijah mengaku, ia membunuh beo tersebut karena ia sakit hati dengan ‘perkataan’ beo yang selalu mengejeknya. Melihat Paijah mencoba menutupi kebohongan itu, Soleman justru semakin membisu dan tidak mau membela Paijah seperti yang telah ia janjikan sebelimnya. Melihat hal tersebut, Paijah merasa geram dan akhirnya mengakui juga tentang perselingkuhannya dengan Soleman. Bahkan Paijah juga mengatakan bahwa anak itu bukan anak kandung Mat kontan.
  1. Hasil Kajian
  1. Acting
Ackting dari setiap pemain terlihat bagus, dan terlihat menyatu dengan tokoh yang sedang diperankannya. Penguasaan emosional dan ekspresi wajah menunjukkan betapa kerasnya para pemain ini berlatih, mempersiapkan diri sebelum pementasan ini dipentaskan. Penjiwaan dari setiap pemainnya sudah baik meskipun masih ada hal-hal yang perlu untuk lebih ditingkatkan.
Namun ada kekurangan dalam segi acting pada tokoh yang bernama Mat Kontan. Peran mat Kontan sangatlah datar. Ketika dia harus beradegan marah mimic mukanya tidak sama sekali mencerminkan kalau dia edang marah. Peran Mat Kontan sangat datar.

  1. Setting
Penataan setting tempat pada pementasan teater malam jahanam menurut saya masih banyak hal yang perlu dibenahi. Penggambaran suasana di sekitar rumah masih dirasa kurang. Terlebih lagi tidak Nampak jelas dimana sebenatnya setting rumah yang menjadi latar pementasan teater ini. Desa itu berada di daerah pegunungan, atau pun di daerah pantai, tidak ada kejelasan akan hal itu.
Ada sebuah adegan yang diperankan oleh Soleman, yang beracting membawa sebuah jala. Hal tersebut nenyiratkan bahwa pekerjaannya adalah sebagai seorang pencari ikan. Akantetapi dilain pihak, tidak ada suara ombak yang menandakan bahwa rumah dimana Soleman tinggal adalah di tepi pantai, sedangkan Soleman pergi mencari ikan dengan berjalan kaki. Hal tersebut menumbuhkan penafsiran yang rancu.
  1. Lighting
Penataan lampu atau Lighting pada pementasan itu saya rasa sudah cukup baik. Karena dalam pemilihan warna filter lampu sangat tepat untuk menggambarkan situasi di pantai. Dan selain itu tata letak lampu sangat tepat pada bloking – bloking yang dilakukan oleh para pemain dalam pemantasan itu.

  1. Kostum
Pemilihan kostum yang digunakan dalam pementasan teater Malam Jahanam menurut saya sudah sesuai. Hal itu terlihat bahwa ada perbedaan yang cukup jelas antara Pak Pijat dengan aktor yang lainnya. Pak Pijat dalam pementasan ini digambarkan sebagai Laki-laki tua yang buta. Kostum yang dipakai pun dilengkapi dengan pemakaian tongkat kayu dan kopyah atau peci seperti yang dipakai seorang laki-laki tua, buta pada umumnya.
Diluar dari pada itu semua, ditel dari pemakaian kostum oleh para pemain seharusnya untuk lebih diperhatikan. Karena sandal yang dipakai oleh salah satu pemain terlihat kebesaran. Hal itu sedikit mengganggu pemandangan penonton terlebih karena sandal yang dipakai kebesaran sehingga menimbulkan suara yang gaduh, sehingga mengalihkan perhatian penonton.

  1. Rias
Tata rias pada pemain teater sangat berkaitan erat denga kostum yang digunakan. Rias dapat menjelaskan keseluruhan peran yang dimainkan oleh seorang aktor maupun aktris yang telah memakai kostum seperti sosok peran yang dimainkan. Antara rias dan kostum merupakan dua unsure penting dalam sutu pementasan yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi.
Penggunaan rias dalam teater ini sudah bagus, namun terlihat kurang memperhatikan ha-hal kecil seperti bedak. Bedak yang digunakan oleh tokoh Soleman terlihat begitu tebal. Karena Fajar, pemeran tokoh Soleman dalam teater ini telah memiliki kulit yang putih, sehingga wajahnya terliat begitu putih. Hal tersebut tidak sesuai dengan provesi Soleman sebagai seorang pencari ikan.
  1. Plot/Alur
Alur yang digunakan dalam teater ini merupakan alur maju. Karena ceritanya dimulai dari pengenalan tokoh, permasalahan, klimaks, anti klimaks dan penyelesaian. Teater ini diakhiri denga pengakuan perselingkuhan antara Paijah dengan Soleman diakhir cerita dan menimbulkan akhir cerita yang menyedihkan.
  1. Blocking
Penempatan posisi pemain saat berakting memperlihatkan bahwa sebelum teater ini dipentaskan segala sesuatunya telah dipersiapkan. Termasuk latihan yang telah dilakukan para pemain sebagi bentuk persiapan sebelum pementasan. Dalam pementasan ini, terdapat beberapa kali blocking yang tidak tepat sehingga pemain membelakangi penonton. Terlebih ketika dialog yang diucapkan tidak jelas, maka penontan secara otomatis bingung dengan hal yang dilakukannya.

  1. Musik
Musik yang dipilih dalam pementasan ini benar-benar sesuai dengan hal-hal yang dirasakan oleh pemainnya. Peselingkuhan, sakit hati, dan kesedihan dalam music yang dipilih, telah mewakili tema yang sama dalam pementasan teater ini. Penonton ikut terhanyut dalam rasa yang sama ketika mendengarkan musik yang dipilih untuk mengiringi pementasan teater ini. Akhirnya, penonton memiliki kesan tersendiri setelah selesai menyaksikan pertunjukan teater Malam Jaham tersebut. Namun seharusnya juga diiringi dengan tambahan suara gemruhnya ombak dilaut untuk menyesuaikan dengan setting kehidupan di pesisir pantai.
  1. Improvisasi
Dalam pementasan ini beberapa kali terlihat pemain masih mencoba mengingat-ingat dialog yang akan diucapkannya. Selain itu, beberapa kali pemain lupa dengan dialognya namun tetap mencoba untuk mengingat-ingatnya menyampaokan dialog yang benar tanpa mau mencoba untuk mngubah dengan dialog lain yang selaras dengan lawan mainnya. Sehingga terjadi beberapa kali pengucapan salah yang di ulang-ulang sehingga menimbulkan tawa bagi penonton.