Minggu, 27 Februari 2011

contoh resensi teater mata kuliyah pengkajian drama Ali Imron


ANALISIS TEATER MONOLOG  DENGAN JUDUL “DAM”
DALAM  MIMBAR TEATER INDONESIA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengkajian Drama
Dosen pengampu Dr.Ali Imron Al-Ma’ruf, M.Hum






Disusun oleh :
                                                Nama              : Sukrisno Santosa
                                                NIM                : A310080076


PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010

ANALISIS TEATER MONOLOG  DENGAN JUDUL “DAM”
DALAM  MIMBAR TEATER INDONESIA
Judul              : DAM
Strudara         : Wawan Sofyan
Pemain           : Wawan Sofyan
Sinopsis          :
            Lakon ini bercerita tentang seorang dalang yang sedang menceritakan kejadian  di sebuah persidangan, bercerita tentang pembunuhan brutal yang dilakukan oleh seorang pemuda. Pemuda itu mengatakan bahwa pembunuhan itu bukan kesalahannya, tetapi kesalahan hatinya yang mempunyai keinginan membunuh dan kesalahan orang yang lewat pada saat keinginan membunuh itu muncul.
Ia mengatakan bahwa ia bukan tersangka tetapi korban, korban kemiskinan, ia benci dengan mobil-mobil yang mewah yang seakan mencibir kemiskinan, mobil itu lewat dengan keangkuhan. Ia mengatakan kalau diberi kesempatan ia akan membunuh setiap orang yang menyetir mobil mewah itu. Lalu Jaksa penuntut umum mengatakan bahwa seorang pengendara mobil itu mempunyai hak untuk berjalan dimanapun dan menikmati mobil mewahnya, karena itu mobil dari hasil keringat pengendara mobil itu sendiri.
 Pemuda itu berteriak “BOHONG” ia tidak percaya bahwa si pengendara mobil itu memperoleh mobil dengan hasil korupsi, pemerasan. Jaksa membantah bahwa pemuda itu hanya iri dengan kekayaan dan kesuksesan orang lain, seharusnya pemuda itu bekerja keras agar dapat mobil atau sukses, membunuh adalah perbuatan buruk  bagaimanapun caranya. Hakimpun dengan gaya anggunnya mengetok palu menyuruh mereka berdua diam.
Hakim menanyai pemuda itu bahwa apakah ia benar-benar membunuh si pengendara mobil itu, pemuda menjawab dengan tegas bahwa ia bukan tersangka tetapi korban, ia mengatakan pak hakim kenapa ia kaya sedang pemuda itu miskin bukankah kehidupan tak adil ? Kami tidak dikasih bukti bahwa orang kaya ada yang baik yang kami ketahui bahwa orang kaya itu anarkis, teroris, koruptor, kami telah dipenggal dengan kenyataan pahit berbelenggu kemiskinan. Tetapi hakim memutuskan untuk menjadikan pemuda tersangka dan di masukkan dalam penjara.
Kelebihan       :a.  Terdapat banyak sekali nilai moral yang dapat kita petik dalam monolog yang berjudul dam adalah bahwa seharusnya para pemimpin yang sukses tidak mendapatkan rezeki dari uang yang haram (korupsi).
                        b. Nilai social yang dapat kita petik bahwa kesenjangan social antara orang kaya dan miskin patut diberantas,
                        c. Sebagai dalang ( Wawan Sofyan) cukup bagus, unik membawakan tiga karakter tokoh dalam monolog tersebut, ia menggunakan tiga topeng yang berbeda dengan membawakan karakter yang berbeda-beda,ia berperan sebagai pemuda, jaksa dan hakim.
                        d. Suasana dalam teater tersebut juga cukup mendukung, suasana itu mampu membawa kita seakan dalan sebuah pengadilan
                        e. Ada interaksi dengan penonton, sehingga melibatkan penonton dalam alur cerita tersebut.

Kekurangan
a.       Hakim kurang tegas, cenderung bergaya seperti banci
b.      Sebenarnya awal cerita bagus tetapi Ending kurang menarik, karena pemuda yang sebelumnya memberontak tiba-tiba ia mengalah begitu cepat
c.       Jaksa kurang lancar berbicara
d.      Sebagai dalang Wawan Sofyan sudah cukup bagus, tetapi saat menyanyikan langgam Jawa suara tidak kedengaran dan cenderung fals
e.       Baju yang diguanakan dalang tidak sesuai dengan tema
f.       Judul kurang dipahami maksudnya.

Komentar
Monolog yang berjudul Dam tersebut bagus, kita seperti menyaksikan realita kehidupan disekitar kita, tentang hukum di Indonesia yang tidak tegas,  dapat kita lihat pada sosok hakim yang cenderung banci dalam memutuskan segala keputusan, kita lihat sendiri hokum di negeri ini, orang tak sengaja memungut cokelat dihukum, karena mencuri ayam ia dihukum. Sedangkan orang yang mengumpulkan harta dengan  korupsi yang bertrilyun rupiah dibiarkan saja. Hukum dapat dibeli dengan uang, seperti sosok jaksa yang kurang lancar berbicara Karena ia tidak jujur, karena ia menerima sogokan uang. SAMPUN MAS MANG TAMBAHI PIYAMBAK. NDUT SAMPUN NGANTUK. BAYANGPUN MPE JAM 1 LHOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO. ^_^v











Tidak ada komentar:

Posting Komentar